Berharap Oktober
Ketika ini aku belum tidur. Bulan ini Oktober dibuka dengan ulangan Matematika. Seiring bulan bergulir jauh jauh dan jauh, umur semakin menua dan berkurang. Kita berkata umur bertambah karena tak tahu kapan umur kita berakhir. Kita rayakan, kita tertawakan, kita nikmati. Aku bukan manusia serius. Akupun bukan tipe pembuang waktu. Masalahnya apa yang kulakukan sering dinilai tidak penting, oleh para semi-Newyorker di sekitarku. Seolah lebaran, ini H-12. Ya, tapi Idul Adha. Ulang tahunku jatuh pada saat itu. Tidak penting juga, kalian tahu. Setiap bulan kupunyai mimpi. Semakin aku dewasa, semakin mimpiku matang. Kukatai diriku muluk semasa kecil, kutertawakan mimpi-mimpi bodoh terbatas IQ anak ingusan. Semakin aku dewasa semakin aku realistis, namun aku tetap bodoh dengan kengototan dan rasa penasaranku. Semua orang berharap. Sambil umur kita berkurang kita terus berharap dan berharap, sampai satu-satu terwujud dan kita menitinya menjadi tangga. Semakin kesini aku tidak punya impi...