Berharap Oktober
Ketika ini aku belum tidur. Bulan ini Oktober dibuka dengan ulangan Matematika.
Seiring bulan bergulir jauh jauh dan jauh, umur semakin menua dan berkurang. Kita berkata umur bertambah karena tak tahu kapan umur kita berakhir.
Kita rayakan, kita tertawakan, kita nikmati.
Aku bukan manusia serius. Akupun bukan tipe pembuang waktu. Masalahnya apa yang kulakukan sering dinilai tidak penting, oleh para semi-Newyorker di sekitarku.
Seolah lebaran, ini H-12. Ya, tapi Idul Adha. Ulang tahunku jatuh pada saat itu. Tidak penting juga, kalian tahu.
Setiap bulan kupunyai mimpi. Semakin aku dewasa, semakin mimpiku matang. Kukatai diriku muluk semasa kecil, kutertawakan mimpi-mimpi bodoh terbatas IQ anak ingusan. Semakin aku dewasa semakin aku realistis, namun aku tetap bodoh dengan kengototan dan rasa penasaranku.
Semua orang berharap. Sambil umur kita berkurang kita terus berharap dan berharap, sampai satu-satu terwujud dan kita menitinya menjadi tangga.
Semakin kesini aku tidak punya impian. Karena semua yang orang sebut cita dan impian telah kuubah jadi target. Mimpiku bukan jadi penulis, tapi targetku. Lalu apa mimpiku?
Kukatakan mimpiku adalah tidak bertemu dia, tidak mengenal dia.
Bagiku mimpi beda dengan impian. Aku bermimpi agar tidak pernah bertemu manusia itu, tidak pernah mengenalnya jadi aku tidak terluka.
Jadi ketika aku terus bermimpi, nantinya aku bangun dan sadar, takdirku sudah bertemu dia. Di usia muda yang lebih baik sekolah, aku malah mempedulikan masalah tidak berguna ini.
Lalu ketika aku menggantinya jadi realistis adalah aku berharap dia jadi tidak penting. Aku mau sekolah, aku mau kuliah, mau kerja, mau menikah dan punya anak manis. Kuharap bergulir, seakan tak kenal dia.
Ketika ini aku belum tidur. Bulan Oktober ini dibuka dengan ulangan Matematika.
Dan seiring aku tinggalkan September, aku terus bermimpi. Aku terus melangkah dengan pandangan kosong. Aku berhenti jadi pemimpi, tapi jadi pengharap.
Dan ketika itu, aku hanya bisa berharap mimpi bisa jadi realita, sehingga aku bisa mengharapkan segala hal jadi mungkin, termasuk masa lalu bisa diulang.
Selamat pagi, kamu.
Komentar
Posting Komentar